DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
PEMBAHASAN
A.
LANDASAN RELIGIUS DALAM
BIMBINGAN DAN KONSELING
Landasan Religius
Agama (Religion) berasal dari kata Latin “religio”, berarti
“tie-up”. Dalam bahasa Inggris, Religion dapat diartikan “having engaged ‘God’
atau ‘The Sacred Power’.
Secara umum di Indonesia, Agama dipahami sebagai sistem kepercayaan, tingkah laku, nilai, pengalaman dan yang terinstitusionalisasi, diorientasikan kepada masalah spiritual/ritual yang diterapkan dalam sebuah komunitas dan diwariskan antar generasi dalam tradisi.
Secara umum di Indonesia, Agama dipahami sebagai sistem kepercayaan, tingkah laku, nilai, pengalaman dan yang terinstitusionalisasi, diorientasikan kepada masalah spiritual/ritual yang diterapkan dalam sebuah komunitas dan diwariskan antar generasi dalam tradisi.
Ditegaskan
pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan konseling saat
ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari kehidupan modern
dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang
dialami bangsa-bangsa Barat yang ternyata telah menimbulkan berbagai suasana
kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan batiniah dan berkembangnya rasa
kehampaan. Dewasa ini sedang berkembang kecenderungan untuk menata kehidupan
yang berlandaskan nilai-nilai spiritual. Kondisi ini telah mendorong
kecenderungan berkembangnya bimbingan dan konseling yang berlandaskan spiritual
atau religi.
Melalui
pendekatan agama seorang konselor akan mampu mengatasi permasalahan apapun yang
dihadapi klien/siswanya. Karena agama mengatur segala kehidupan manusia,
seperti mengatur bagaimana supaya hidup dalam ketentraman batin/jiwa atau
dengan kata lain bahagia di dunia dan akherat.
Pemahaman
agama di sekolah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan
kepribadian anak didik, karena pendidikan agama mempunyai dua aspek penting
yaitu :
Ø Aspek
pertama dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada jiwa atau pembentukan
kepribadian.
Ø Aspek
kedua dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada pikiran atau pengajaran
agama itu sendiri.
Ada beberapa peran agama dalam
kesehatan mental, antara lain :
1. Dengan agama dapat memberikan
bimbingan dalam hidup
2.
Aturan agama dapat menentramkan batin.
3.
Ajaran agama sebagai penolong dalam kebahagiaan hidup
4. Ajaran agama sebagai pengendali
moral
5. Agama dapat menjadi terapi jiwa
6. Agama sebagai pembinaan mental
Dalam
landasan religius BK diperlukan penekanan pada 3 hal pokok :
- Manusia sebagai Mahluk Tuhan
Manusia
adalah mahluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-sisi kemanusiaan
tersebut tidak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-hal negatif. Perlu
adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan tersebut pada
hal-hal positif.
2. Sikap Keberagamaan
Agama
yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi isi dari sikap
keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan pada agama itu
sendiri, agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup,
nilai-nilainya harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan iptek
sebagai upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.
3. Peranan Agama
Pemanfaatan
unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak dipaksakan dan tepat
menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak mengambil keputusan
sendiri, sehingga agama dapat berperan positif dalam konseling yang dilakukan.
Agama
sebagai pedoman hidup memiliki fungsi :
a.
Memelihara fitrah
b.
Memelihara jiwa
c.
Memelihara akal
d.
Memelihara keturunan
TERAPI KEJIWAAN DENGAN PENDEKATAN
AGAMA DAN KAITANNYA DALAM BIMBINGAN KONSELING
Pada diri counselee juga ada benih-benih agama,
sehingga untuk mengatasi masalah dapat dikaitkan dengan agama, dengan demikian
pembimbing dan konselor dapat mengarahkan individu (counselee) kearah agamanya.
Salah
satu akibat terjadinya gangguan jiwa adalah ketidakberhasilan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan primer (jasmaniah) maupun
rohaniah (psikis dan sosial). Hal ini menimbulkan perasaan gelisah dan
terganggunya kestabilan emosi seseorang.
Kesehatan
mental adalah suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang,
aman, dan tentram. Upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan
antara lain melalui penyesuaian diri secara Resignasi.
Para ahli jiwa (Psikolog) mengakui, bahwa taubat merupakan sarana pengobatan
gangguan kejiwaan yang jitu. Karena ada sebagian orang yang dihinggapi Maniac
Depresive, yang disebabkan karena adanya perasaan bersalah.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan
konseling merupakan bagian integral dari pendidikan. Landasan agama dalam
bimbingan dan koseling merupakan dasar pijakan yang paling penting yang harus
dipahami secara menyeluruh dan komprehensif bagi seorang konselor. Karena
konselor tidak hanya sekedar menuangkan pengetahuan ke otak saja atau
pengarahan kecakapannya saja tetapi agama penting untuk menumbuhkembangkan
moral, tingkah laku, serta sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agamanya. Oleh
karena itu disinilah posisi keagamaan menjadi semakin penting untuk mengatasi
kegelisahan-kegelisahan jiwa yang dialami setiap manusia.
Landasan agama harus diupayakan seoptimal mungkin dalam
pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah. Konselor haruslah senantiasa
berpijak pada landasan agama dan memberikan siraman rohani pada siswa-siswanya
agar siswa tersebut memperoleh pengetahuan yang cukup sehingga menjadi suatu
bekal serta menjadikan jiwa-jiwa yang kuat ketika menghadapi permasalahan
kelak. Demikianlah makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua, amin.
B. SARAN
Dalam proses Bimbingan Konseling, diperlukan yang namanya
landasan religius. karena dalam setiap pemecahan masalah, landasan religius
merupakan suatu pedoman dalam mengatasi masalah kliennya atau individu.