TOUR & TRAVEL
Rabu, 07 Juli 2021
Jumat, 29 November 2019
KU AGUNGKAN NAMA TUHAN CIPTA:ARRON Voc :Efata Voice
KU AGUNGKAN NAMA TUHAN
CIPTA:ARRON
Voc :Efata
Voice
Style :
Nona Manis Do: D
KU AGUNGKAN NAMA TUHAN
DENGAN NYANYIAN PUJI SYUKUR LIMPAH
HOSANA, HOSANA PUJI TUHAN
DIA YANG DI SURGA
KU MULIAKAN
NAMA TUHAN
DENGAN PADUAN
MUSIK GEMPITA
HOSANA, HOSANA
PUJI TUHAN
DIALAH
S’GALANYA…
REFF…
HALELUYA PUJI TUHAN
YANG MEMBERI KU SEGALANYA
DIALAH RAJA, DIATAS S’GALA RAJA
KU MEMUJI DAN MENYEMBAH
TUHAN RAJA YANG BERKUASA
HOSANA, HOSANA PUJI TUHAN, DIA YANG DI SURGA
(PATEN)
GLORIA IN EXELCIS DEO CIPTA:FR.MARIUS BRIA NAHAK, HHK Vov :Efata Voice
GLORIA IN EXELCIS DEO
CIPTA:FR.MARIUS
BRIA NAHAK, HHK
Vov :Efata
Voice
PADA MULANYA FIRMAN
FIRMAN ITU ALLAH
DALAM DIA ADA HIDUP
HIDUP ITU ADALAH TERANG…A…A
REFF…
MARI MENYAMBUT DIA
SANG KRISTUS SANG PENEBUS
HENDAKLAH LANGIT SORAK
DAN BUMI BERSUKACITA
GLORIA IN EXELCIS DEO
GLORIA IN EXELCIS DEO
BUMI DIJADIKAN-NYA
CAKRAWALA DICIPTAKAN-NYA..A…A
HANYA KARNA FIRMAN-NYA
MANUSIA DIJADIKAN…A…A
LEWAT UTUSAN-NYA
MANUSIA DIS’LAMATKAN…
BACK TO REFF…
Minggu, 14 April 2019
Sabtu, 19 Maret 2016
LANDASAN RELIGIUS
DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
PEMBAHASAN
A.
LANDASAN RELIGIUS DALAM
BIMBINGAN DAN KONSELING
Landasan Religius
Agama (Religion) berasal dari kata Latin “religio”, berarti
“tie-up”. Dalam bahasa Inggris, Religion dapat diartikan “having engaged ‘God’
atau ‘The Sacred Power’.
Secara umum di Indonesia, Agama dipahami sebagai sistem kepercayaan, tingkah laku, nilai, pengalaman dan yang terinstitusionalisasi, diorientasikan kepada masalah spiritual/ritual yang diterapkan dalam sebuah komunitas dan diwariskan antar generasi dalam tradisi.
Secara umum di Indonesia, Agama dipahami sebagai sistem kepercayaan, tingkah laku, nilai, pengalaman dan yang terinstitusionalisasi, diorientasikan kepada masalah spiritual/ritual yang diterapkan dalam sebuah komunitas dan diwariskan antar generasi dalam tradisi.
Ditegaskan
pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan konseling saat
ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari kehidupan modern
dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang
dialami bangsa-bangsa Barat yang ternyata telah menimbulkan berbagai suasana
kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan batiniah dan berkembangnya rasa
kehampaan. Dewasa ini sedang berkembang kecenderungan untuk menata kehidupan
yang berlandaskan nilai-nilai spiritual. Kondisi ini telah mendorong
kecenderungan berkembangnya bimbingan dan konseling yang berlandaskan spiritual
atau religi.
Melalui
pendekatan agama seorang konselor akan mampu mengatasi permasalahan apapun yang
dihadapi klien/siswanya. Karena agama mengatur segala kehidupan manusia,
seperti mengatur bagaimana supaya hidup dalam ketentraman batin/jiwa atau
dengan kata lain bahagia di dunia dan akherat.
Pemahaman
agama di sekolah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan
kepribadian anak didik, karena pendidikan agama mempunyai dua aspek penting
yaitu :
Ø Aspek
pertama dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada jiwa atau pembentukan
kepribadian.
Ø Aspek
kedua dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada pikiran atau pengajaran
agama itu sendiri.
Ada beberapa peran agama dalam
kesehatan mental, antara lain :
1. Dengan agama dapat memberikan
bimbingan dalam hidup
2.
Aturan agama dapat menentramkan batin.
3.
Ajaran agama sebagai penolong dalam kebahagiaan hidup
4. Ajaran agama sebagai pengendali
moral
5. Agama dapat menjadi terapi jiwa
6. Agama sebagai pembinaan mental
Dalam
landasan religius BK diperlukan penekanan pada 3 hal pokok :
- Manusia sebagai Mahluk Tuhan
Manusia
adalah mahluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-sisi kemanusiaan
tersebut tidak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-hal negatif. Perlu
adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan tersebut pada
hal-hal positif.
2. Sikap Keberagamaan
Agama
yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi isi dari sikap
keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan pada agama itu
sendiri, agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup,
nilai-nilainya harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan iptek
sebagai upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.
3. Peranan Agama
Pemanfaatan
unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak dipaksakan dan tepat
menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak mengambil keputusan
sendiri, sehingga agama dapat berperan positif dalam konseling yang dilakukan.
Agama
sebagai pedoman hidup memiliki fungsi :
a.
Memelihara fitrah
b.
Memelihara jiwa
c.
Memelihara akal
d.
Memelihara keturunan
TERAPI KEJIWAAN DENGAN PENDEKATAN
AGAMA DAN KAITANNYA DALAM BIMBINGAN KONSELING
Pada diri counselee juga ada benih-benih agama,
sehingga untuk mengatasi masalah dapat dikaitkan dengan agama, dengan demikian
pembimbing dan konselor dapat mengarahkan individu (counselee) kearah agamanya.
Salah
satu akibat terjadinya gangguan jiwa adalah ketidakberhasilan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan primer (jasmaniah) maupun
rohaniah (psikis dan sosial). Hal ini menimbulkan perasaan gelisah dan
terganggunya kestabilan emosi seseorang.
Kesehatan
mental adalah suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang,
aman, dan tentram. Upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan
antara lain melalui penyesuaian diri secara Resignasi.
Para ahli jiwa (Psikolog) mengakui, bahwa taubat merupakan sarana pengobatan
gangguan kejiwaan yang jitu. Karena ada sebagian orang yang dihinggapi Maniac
Depresive, yang disebabkan karena adanya perasaan bersalah.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan
konseling merupakan bagian integral dari pendidikan. Landasan agama dalam
bimbingan dan koseling merupakan dasar pijakan yang paling penting yang harus
dipahami secara menyeluruh dan komprehensif bagi seorang konselor. Karena
konselor tidak hanya sekedar menuangkan pengetahuan ke otak saja atau
pengarahan kecakapannya saja tetapi agama penting untuk menumbuhkembangkan
moral, tingkah laku, serta sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agamanya. Oleh
karena itu disinilah posisi keagamaan menjadi semakin penting untuk mengatasi
kegelisahan-kegelisahan jiwa yang dialami setiap manusia.
Landasan agama harus diupayakan seoptimal mungkin dalam
pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah. Konselor haruslah senantiasa
berpijak pada landasan agama dan memberikan siraman rohani pada siswa-siswanya
agar siswa tersebut memperoleh pengetahuan yang cukup sehingga menjadi suatu
bekal serta menjadikan jiwa-jiwa yang kuat ketika menghadapi permasalahan
kelak. Demikianlah makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua, amin.
B. SARAN
Dalam proses Bimbingan Konseling, diperlukan yang namanya
landasan religius. karena dalam setiap pemecahan masalah, landasan religius
merupakan suatu pedoman dalam mengatasi masalah kliennya atau individu.
LANDASAN FILOSOFIS
DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
LANDASAN FILOSOFIS
A.
PENGANTAR
Dalam seluruh aspek kehidupan manusia, manusia dituntut
untuk bertindak secara bijaksana,karena tindakan itu adalah cerminan dari hati
seseorang. Di era globalisasi ini dimanakadang kala kehidupan manusia diwarnai
dengan tindakan yang tidak berperikemanusiaan, baik secara fisik maupun secara
psikologis. Dengan demikian manusia menjadi kehilangan arah dan tujuan
hidupnya. Dengan keadaan manusia yang demikian tentu saja mempunyai efect pada
cara berpikir, cara bertindakan manusia masa kini. Pertanyaannya; Bagaimana
sikap kita (konselor) terhadap hal ini ? Pendekatan filosofis ini yang membantu
manusia masa kini untuk memahami hakikat hidupnya, prinsip hidupnya, tujuan dan
fungsi hidupnya.
Dalam pelayanan Bimbingan dan konseling meliputi
serangkaian kegiatan atau tindakan yang teliti, cermat, dan semua yang
diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Pemikiran dan pemahaman
filosofis menjadi hal yang bermanfaat
bagi pelayanan bimbingan dan konseling
pada umumnya, dan bagi konselor pada khususnya dapat membuat keputusan
yang tepat. Disamping itu pemikiran dan pemahaman landasan filosofis juga
memungkinkan konselor menjadikan hidupnya seimbang, mantap, lebih fasilitatif,
inspiratif dalam penerapan upaya pemberian bantuan (Belkin, 1975). Salah satu dari berbagai masalah filsafat
yang harus dihadapi konselor adalah bagaimana konselor menggunakan landasan
filosofis sehubungan dengan perannya sebagai orang yang membantu konseli dalam
melakukan pilihan. Oleh karena itu seorang konselor perlu memahami pendekatan
filosofis dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Pengkajian landasan
filosofis bimbingan dan konseling ini kami bahas lebih difokuskan pada
pembahasan mengenai; makna, fungsi dan prinsip filosofis Bimbingan dan
Konseling tentang hakikat Manusia; Tujuan, Tugas Manusia dan Implikasinya
terhadap Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling.
Penyusun
B.
URAIAN
1.
PENGERTIAN, MAKNA, FUNGSI DAN PRINSIP – PRINSIP FILOSOFIS BIMBINGAN DAN
KONSELING
a. Pengertian
Ø Landasan
“Landasan” di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (pusat bahasa diknas.go.id) diartikan
sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Adapun istilah landasan sebagai dasar
dikenal pula sebagai fundasi. Mengacu kepada pengertian tersebut, kita dapat
memahami bahwa landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal;
suatu titik tumpu atau titik tolak dari sesuatu hal; atau suatu fundasi tempat
berdirinya sesuatu hal. Dalam hal ini konselor perlu memiliki landasan
pemikiran yang dalam membantu proses konseling.
Ø Filosofi
Kata
“filosofis/filsafat” berasaldaribahasaYunaniyaitu “Philos” yang berarticintadan
“Shopos” yang
berartikebijaksanaan.Jadifilosofismerupakankecintaanterhadapkebijaksanaan.
Filsafatdalamartipribadisendirimerupakanusahamanusiauntukmemperolehpandangantentangsegala
yang ada.Dengan kata lainfilsafatadalahpemikiran yang sedalam-dalamnya, dan setuntas-tuntasnya.
Ternyatafilsafatjugamempelajaritentangnilaiestetika, etika, logika, metafisika,
dansebagainya.
Ø Makna dan fungsi Filsafat
Makna dan fungsi filsafat dalam kaitanya dengan
layanan bimbingan dan konseling, Prayitno dan Erman Amti (dalam Yusuf, 2010)
mengemukakan pendapat Belkin (1975) yaitu bahwa, “Pelayanan bimbingan dan
konseling meliputi kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan
tidakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan pemikiran filsafat tentang
berbagai hal yang tersangkut-paut dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan
bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi konselor pada khususnya, yaitu
membantu konselor dalam memahami situasi konseling dalam mengambil keputusan
yang tepat. Disamping itu pemikiran dan pemahaman filosofis juga memungkinkan
konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif, serta
lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian bantuannya.
b.
Prinsip-prinsip
Filosofis
Prinsip-prinsip filosofis ini merupakan pedoman bagi
seorang konselor untuk memahami seorang konseli. Pada dasarnya manusia memiliki
prinsip-prinsip tersebut, oleh karena itu sebagai seorang konselor perlu memahaminya dalam melakukan
bimbingan.
Ø
Prinsip - prinsip
filosofis menurut para ahli
6 prinsipFilosofis yang
dikutipdaribuku Dr.Zuprulkhan
1.
Memberikanruangkepadarohketakjuban, keingintahuan, ataukeheranan
berkembangdenganbaik.
2.
Mulailahmeragukansegalasesuatu yang tidakmemilikibukti yang
meyakinkanandatentangkebenarantersebut.
3.
Cintailahkebenaran. Filsafatadalahpencarianterhadapkebenaran.
Kesalahandankagagalanakanmembimbingkitamenujukebenaran.
4.
Dugadantolak. Usahakanlahpencarian yang lengkapterhadaptujuan-
tujuan yang mungkin. Saran
Popper Patutumenjadibahanpertimbangan
bahwaberfilsafatmerupakansebuahsistemtentangmenerkadanmenolak.
Mulailahmelihatdariberbagaisudutpandang
yang berbeda.
5.
Perbaikidanbangunkembali. Janganmalumengakuibahwapandangankita
sebelumnyamungkinbanyakkekeliruandankesalahandanmakadariitu
kitaharusberterimakasihkepada
orang-orang yang telahmampumerubah
carapandangkitasecarabijak.Hayatidanamalkanlahkebenarandan
kebaikan.
Izinkanlahkesimpulan-kesimpulan yang kitadapatkansecara
filosofismasukkedalamdiri,
berkembangdanmulaimengamalkansetiap
kebenaran.
Ø
John J.
Pietrofesa et.al. (1980) dalam (Yusuf, 2010) selanjutnya mengemukakan pendapat
James Cribbin tentang prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan sebagai berikut
:
a.
Bimbingan
hendaknya didasarkan pada pengakuan akan keilmuan dan harga
diri individu (klien) dan atas hak-haknya untuk
mendapat bantuan.
b.
Bimbingan
merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan. Artinya
bimbingan merupakan bagian integral dalam pendidikan.
Berikut ini adalah beberapa pemikiran para ahli
tentang filosofi yang membantu seorang
konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling sebagai berikut :
a.
HakikatManusia
Menurut teori Charles Darwin,
memberikanpadapemikirandanpemahamanmanusiaadalahevolusibinatang yang
lebihrendah. BerbedadenganpemikiranChareles, tokoh-tokoh lain seperti Mill,
Hegel, Wundt, dan James meninjaukeberadaan manusiadarisegipsikologi.Tokoh-tokohinimelihatdarisudutpandangperikehidupanmanusia,
yang memilikipolaberpikir, persepsi,
dsb.Namunpemahamaninibelumlengkapkarenapemahamanhakikatmanusiatidakbolehpecah-pecah.
1.
Patterson, 1966; Alblaster, danLukes, 19721;
Thompson dan Rudolph, 1983
Ø Manusiaadalahmakhlukrasional yang
mampuberpikirdanmempergunakanilmuuntukmeningkatkanperkembangan
dirinya.
Ø Manusiadapatbelajarmengatasimasalah-masalah
yang dihadapinya, khususnyaapabila iaberusahamemanfaatkankemampuan yang
adapadadirinya.
Ø Manusaberusahaterusuntuk mengembangkandanmenjadikandirinyasendiri,
khususnyamelaluipendidikan.
Ø Manusiadilahirkandenganpotensimenjadibaikdanburukdanhidupberartiberupayauntukmewujudkankebaikandanmenghindarkanataumengontrolkeburukan.
2.
Viktor Frank (dalam Thompson dan Rudolph
1983)
Ø Selainmemilikidefinisifisikdanpsikologis,
manusiajugamemilikidimensi spiritual. Dalam hal ini manusia selalu ada keterikatan
dan dengan yang Ilahi yang
menciptakannya.
Ø Manusiaakanmenjalanitugas-tugaskehidupannyadankebahagiaanmanusiaterwujud
melaluipemenuhantugas-tugaskehidupantersebut.
Ø Manusiaadalahunik,
dalamartibahwamanusiaitumengarahkankehidupannyasendiri-sendiri.
Manusiaadalahbebasmerdekadalamberbagaiketerbatasannya,
untukmembuatpilihan-pilihan yang menyangkutperikehidupannyasendiri.
3.
Virginia Satir (dalamThompsondan Rudolph 1983)
Ø Memandangbahwapadahakikatnyapositif.
Setelahmempelajariribuankeluarga,
Satirberkesimpulanbahwasetiapsaatmanusiaberadadalamkeadaan yang
terbaikuntukmenjadisadardanberkemampuanuntukmelakukansesuatu.
Deskripsitersebuttelahmemberikangambaransecaramendasartentangmanusia,
berikuthallebihlengkapnya:
a.
Manusiaadalahmakhlukdaritinjauan agama,
pengertianinimemberi
pemahamanbahwaiaterikatpadakhaliknya,
penciptanyayaituketerkaitan
menjadidasarmanusiaitusendiri.
b.
Manusiaadalahmakhluktertinggidandiantarasegenapmakhlukciptaan-
Nya.
c.
Keberadaanmanusiadilengkapidengan 4
dimensikemanusiaan yaitu :
Ø Keindividualan
Manusia itu unik yang mampu
Ø kesosialan
Ø kesusilaan
Ø keberagaman
Hakikat
manusia
yang tergambardiatasakanterwujudselamamanusiaituadadarizamankezaman.
b.
TujuandanTugasKehidupan
q TujuanKehidupan
Nalurimanusiamemilikikebutuhanuntukhidupbahagia,
sejahtera, dannyaman,
tetapidapatdikatakanbahwamanusiahanyainginmenikmatikesenangannyasaja,
merekatidakinginmerasakanataumenghindarihal-hal yang merugikandirinya.
q TugasKehidupan
MenurutPrayitnodanErmanAmti(200:10:13)
mengemukakan model
WitnerdanSweetneytentangkebahagiaandankesejahteraanhidupsertaupayamengembangkandanmempertahankannya sepanjanghayat.
Ciri-cirihidupsehatsepanjanghayat itu ditandai dengan 5 kategori tugas kehidupan,yaitu
:
1.
Spiritualitas
Dalamkategoriini,
yang digunakanadalah agama sebagaisumberintidarihidupsehat. Dimensi lain
dariaspekspiritualitasadalah :
(a) kemampuanmemberikanmaknakepadakehidupan.
(b)
optimis.
(c)
diterapkannyanilai-nilaidalamkehidupan.
2.
PengaturanDiri
Seseorang yang mengamalkan hidup sehat dalam diri hidupnya memiliki ciri-ciri:
1. rasa diri berguna
2. pengendalian diri
3. pandangan realistik
4. spontanitas dan kepekaan emosional
5. kemampuan rekayasa intelektual
6. pemecahan masalah
7. kreatifitas
Seseorang yang mengamalkan hidup sehat dalam diri hidupnya memiliki ciri-ciri:
1. rasa diri berguna
2. pengendalian diri
3. pandangan realistik
4. spontanitas dan kepekaan emosional
5. kemampuan rekayasa intelektual
6. pemecahan masalah
7. kreatifitas
8. kemampuan berhumor
9. kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat
9. kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat
3.
Bekerja
Dengan bekerja seseorang akan memperoleh keuntungan ekonomis; misalnya terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan papan. Keuntungan psikologis seperti rasa percaya diri, rasa nyaman dan perwujudan diri. Keuntungan sosial seperti status dan persahabatan.
Dengan bekerja seseorang akan memperoleh keuntungan ekonomis; misalnya terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan papan. Keuntungan psikologis seperti rasa percaya diri, rasa nyaman dan perwujudan diri. Keuntungan sosial seperti status dan persahabatan.
4.
Persahabatan
Persahabatan merupakan
hubungan sosial baik antar individu maupun dalam masyarakat. Secara lebih luas,
yang tidak dapat melibatkan unsur-unsur perkawinan dan keterikatan ekonomis.
Persahabatan ini memeberikan 3 keutamaan kepada hidup yang sehat yaitu:
1. Dukungan emosional
2. Dukungan material
3. Dukungan informasi
1. Dukungan emosional
2. Dukungan material
3. Dukungan informasi
5.
Cinta
Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung menjadi amat intim saling mempercayai saling kerjasama dan saling memberikan komitmen yang kuat menurut penelitian Flanagan (1978) menemukan bahwa pasangan hidup suami istri , anak, dan teman merupakan 3 pilar paling utama bagi keseluruhan penciptaan kebahagiaan manusia.
Perkawinan dan persahabatan secara signifikan berkonstribusi kepada kebahagiaan hidup.
Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung menjadi amat intim saling mempercayai saling kerjasama dan saling memberikan komitmen yang kuat menurut penelitian Flanagan (1978) menemukan bahwa pasangan hidup suami istri , anak, dan teman merupakan 3 pilar paling utama bagi keseluruhan penciptaan kebahagiaan manusia.
Perkawinan dan persahabatan secara signifikan berkonstribusi kepada kebahagiaan hidup.
C.
PENUTUP
Dari pembahasan yang diuraikan dapat
ditarik kesimpulan bahwa landasan filosofis memberikan pemikiran-pemikiran
tentang hakikat dan tujuan hidup manusia untuk menemukan hakikat manusia secara
utuh mengingat bimbingan konseling akan selalu berkaitan dengan manusia sebagai
objeknya.
Pemikiran tentang Prinsip-prinsip
filosofis, hakikat manusia, Tujuan dan
Tugas kehidupan manusia diharapkan akan
memberikan makna positif terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling,
yakni konselor akan memiliki pedoman yang akurat dalam melaksanakan layanan
bimbingan, konseling dilaksanakan dan diarahkan sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan manusia.
D.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Prayitno.
Ms. Ed dan Drs. Erman Amti, Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling,
PT.MAHASATYA
Langganan:
Postingan (Atom)